Langsung ke konten utama

Rincian untuk membangun sebuah studio musik

Sebelumnya, kita membahas proses untuk membuat studio musik.
Kali ini kita akan membuat sebuah rincian untuk membangun studio musik dengan materi yang lebih dalam lagi

Bagaimana saja sih proses membangun sebuah studio musik?

1. Semua dimulai dengan menyediakan tempat yang cukup. Dimulai dari sebuah ruangan dengan luas 4x8 meter persegi.

Lalu mempersiapkan ruangan agar suara saat sebuah band yang sedang latihan tidak bocor keluar, ini disebut dengan accoustic treatment, yaitu penanganan akustik ruangan,
Sekedar memasang peredam saja tidak cukup, karna kita harus menghitung besar suara yang di hasilkan oleh alat band harus sesuai atau kurang dari kapasitas peredam yang mampu diredam oleh peredam. Karna ini adalah sebuah ruangan dan bukan ruangan terbuka, maka suara akan "berputar" di dalam ruangan yang bisa menyebabkan suara kembali ditangkap oleh microphone. itulah fungsi accoustic treatment, yaitu mengusahakan agar suara diresap oleh peredam dan bukan dipantulkan.

2. Membeli seperangkat alat band, perangkat audio, dan perangkat pendukung lainnya.

Drum set bisa seharga 7 juta rupiah.
Gitar elektrik bisa seharga 5 juta rupiah per unit
Head cabinet gitar bisa seharga 7 juta rupiah per unit. Maka kita membutuhkan 2 unit head cabinet
Head cabinet bass gitar bisa seharga 5-7 juta rupiah per unit
Keyboard bermerk tertentu bisa seharga diatas 10 juta rupiah
Sebuah amplifier untuk vokal berdaya 600 watt bisa seharga 2-3 juta rupiah
Sepasang speaker berukuran 15 inch untuk vokal bisa seharga 3 juta rupiah
Sebuah air conditioner 1Pk memiliki harga sekitar 4 juta rupiah
Sepasang microphone vokal seharga 300 ribu rupiah

3. Mempersiapkan kelistrikan
Kita harus menghitung daya total jika semua perangkat dinyalakan dan digunakan, jika tidak sesuai, bisa jadi saat ada band yang sedang latihan tiba tiba MCB turun...
Kita juga harus melakukan instalasi listrik dengan benar, karna tentunya kita tidak mau ada hal yang tidak diinginkan terjadi pada studio kita.

4. Menghitung biaya operasional harian untuk menentukan biaya sewa studio
Hitung besarnya biaya listrik harian, biaya ngopi operator, dan biaya perawatan alat alat.
jangan sampai kita malah nombok.

5. Strategi marketing yang tepat
Marketing tidak hanya dibutuhkan di dunia produk, studio musik pun harus memiliki strategi marketing yang tepat agar studio kita bisa dikenal luas dan memiliki banyak pelanggan. Misalnya kita membuat sebuah event bertajuk tema tertentu, tentunya orang akan mencari tahu siapa penyelenggara dari event tersebut? atau mungkin ada beberapa band yang merasa nyaman memainkan perangkat band yang digunakan, pastinya mereka akan menanyakan siapa pihak yang menyediakan perangkat tersebut? dengan demikian kita akan miliki exposure yang cukup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Sound Engineer, Soundman, dan System Engineer.

Orang-orang di masa kini sering menyalahartikan antara soundman, sound engineer, dan system engineer. Dan kali ini saya bersama gusti akan membahas perbedaan ketiganya. A. Sound Engineer Sound engineer lebih dikenal sebagai penata audio di industri rekaman walau ranahnya tidak hanya di studio rekaman. Sound engineer bertugas sebagai orang yang menentukan dimana speaker harus diletakkan, berapa jumlah watt yang diperlukan, pada ketinggian berapa speaker harus digantung agar optimal, dimana mic harus diletakkan, dan lain lain. B. System Engineer System engineer memiliki pekerjaan yang mirip dengan sound engineer, namun bedanya adalah system engineer adalah orang yang melakukan instalasi peralatan yang digunakan. Baik instalasi perkabelan, penataan input channel, hingga penataan instalasi kelistrikan yang sesuai. C. Soundman  Soundman adalah orang yang mengoperasikan hasil pekerjaan dari Sound Engineer dan System Engineer. Soundman bertugas di belakang audio mixer untuk melakukan

Sound Pabrikan V.s Sound Rakitan, Bagus mana?

Banyak yang bertanya tentang perbandingan antara sound rakitan dengan sound pabrikan, disini saya bersama Gusti berdiskusi tentang perbedaan sound rakitan dengan pabrikan, apa saja bedanya? 1.Sound System Pabrikan Banyak orang berkata bahwa sound pabrikan lebih empuk dan lebih bersih suaranya ketimbang sound rakitan, kenapa? Disini gusti menjawab bahwa sound pabrikan memiliki sebuah perangkat di dalam box / enclosure nya yaitu passive crossover yang berguna untuk menyeimbangkan distribusi power ke masing masing speaker. Kebanyakan sound rakitan tidak menggunakan passive crossover atau biasa disebut loss, makanya hasilnya akan berbeda karna jika tidak menggunakan passiver crossover semua frekuensi akan masuk ke semua driver, seperti mid yang masuk ke dalam tweeter sehingga suara tweeter jadi tidak jernih Kelebihan : Semua sistem sudah dibuat sedemikian rupa dengan perhitungan, sehingga suara akan lebih maksimal, daya tahan yang sudah teruji. Kekurangan : Pengguna sudah tidak bi

Bagaimana agar gitar atau bass bisa masuk mixer tanpa ampli gitar

Banyak yang bertanya, " kok gitar gue masukin langsung ke mixer suaranya kecil ya?Padahal gain nya udah maksimal " Sebenarnya gue pun juga sering bertanya hal yang sama bro, hehehe " kalo bawa ampli gitar / bass kemana mana kan ribet? " Nah disini saya mendapat jawaban, dan lagi lagi dari sound engineer yang saya kenal, tak lain dan tak bukan adalah Gusti. Dia menjawab dengan singkat pertanyaan saya, sedangkan saya sampai tidak bisa tidur memikirkan " Gimana caranya ya, biar gitar bisa masuk langsung ke mixer? " " Pake DI box (baca : dee-eye)" kata Gusti. Spontan, karna saya belum pernah mendengar apa itu DI Box, saya pun bertanya kembali kepadanya. " Apaan tuh DI Box? " " Yah katro, DI box itu simplenya yang ngerubah sinyal unbalanced jadi balanced. Jadi suara input yang kecil bisa jadi 2x lipat lebih gede. " katanya. " bentuknya gimana? " tanya saya lagi. " kaya powerbank, cuma dia ad