Langsung ke konten utama

Kenapa musisi kebanyakan pemalas?

Bagaimanapun, musisi itu hidupnya santai. Kepala mereka lebih dingin daripada orang yang serius dan perfeksionis dalam segala hal.

  1. Meski gerak-gerik musisi terlihat malas-malasan, tapi mereka memiliki satu tujuan dengan pencapaian yang sangat fokus. Orang rajin itu kadang fokusnya banyak. Pingin pencapaian ini dan itu, sehingga apa yang dia raih berakhir setengah-setengah. Beda dengan “orang malas.”
  2. “Orang malas” mungkin cenderung tidak begitu pandai dalam banyak hal. Lalu dia mempelajari apa yang menjadi minatnya dengan begitu susah-payah. Namun ketika ia mampu mempelajari bidang tersebut, ia akan fokus dan maksimal. Karena hanya itu yang dia bisa. Tapi gara-gara itu, dia bisa sukses di bidang itu pula. Sama halnya dengan musisi yang hanya cinta bidang musik.
  3. Musisi tuh mikirnya nggak serumit orang-orang rajin lain. Mereka malah justru jitu dalam menemukan cara-cara praktis untuk menyelesaikan idenya. Makanya, nggak salah kalau Mbah Bill Gates pernah bilang gini: “I choose a lazy person to do a hard job. Because a lazy person will find an easy way to do it.” Bener tuh kata beliau. “Orang malas” itu ada aja idenya. Mereka biasanya menuangkannya menjadi hal-hal sederhana dan jauh lebih efisien dari cara orang pada umumnya.
  4. Musisi sangat pandai mengatur waktu untuk istirahat.Seringkali, orang rajin memforsir energinya untuk bekerja, bahkan di akhir pekan sekalipun. Pada saat yang sama, justru “orang-orang malas” lebih memikirkan kapan waktu yang tepat untuk istirahat. Meskipun dia hanya curi-curi waktu selama 5 atau 10 menit, tapi bagi mereka, ini sangat penting untuk mengistirahatkan tubuh, agar segar kembali ketika melanjutkan aktivitas. “Orang malas” lebih suka merintis bisnis ketimbang mencari kerja. Karena mereka paham, sebagai “orang malas”, mereka nggak mau disuruh-suruh. Itulah alasannya musisi lebih suka mengembangkan passionnya ketimbang kerja kantoran dengan aturan kerja segudang.
  5. Kalau diamati sih menurut Kita Muda banyak be. “Orang malas” punya jiwa entrepreneur yang tinggi. Sifatnya mungkin malas, tapi mentalnya pengusaha. Mereka maunya bebas dengan segala ide dan aturan main hidupnya sendiri. Oleh karena itu, nggak jarang kalau mereka banyak menuangkan ide gilanya dengan membangun bisnis sendiri melalui passionnya, tanpa perlu bekerja menjadi pegawai seperti mindset kebanyakan orang.
  6. Musisi tau apa yang dia inginkan, tau bagaimana meraihnya dan harus lewat mana. Tentu, orang rajin pun juga punya cara-cara tersendiri dalam menemukan apa-apa yang menurutnya tepat bagi dirinya. Kita Muda sih yakin kamu pasti tau, bedanya antara orang yang ‘muaaalass’ ngapa-ngapain sama orang yang ‘malas’ dalam memandang sebuah kehidupan. Yang depan, itu emang malas beneran. Tapi yang terakhir, dia malas karena lebih suka menyelesaikan sesuatu dengan cara yang simpel. Bukan cara yang rumit dan berbelit-belit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Sound Engineer, Soundman, dan System Engineer.

Orang-orang di masa kini sering menyalahartikan antara soundman, sound engineer, dan system engineer. Dan kali ini saya bersama gusti akan membahas perbedaan ketiganya. A. Sound Engineer Sound engineer lebih dikenal sebagai penata audio di industri rekaman walau ranahnya tidak hanya di studio rekaman. Sound engineer bertugas sebagai orang yang menentukan dimana speaker harus diletakkan, berapa jumlah watt yang diperlukan, pada ketinggian berapa speaker harus digantung agar optimal, dimana mic harus diletakkan, dan lain lain. B. System Engineer System engineer memiliki pekerjaan yang mirip dengan sound engineer, namun bedanya adalah system engineer adalah orang yang melakukan instalasi peralatan yang digunakan. Baik instalasi perkabelan, penataan input channel, hingga penataan instalasi kelistrikan yang sesuai. C. Soundman  Soundman adalah orang yang mengoperasikan hasil pekerjaan dari Sound Engineer dan System Engineer. Soundman bertugas di belakang audio mixer untuk melakukan

Sound Pabrikan V.s Sound Rakitan, Bagus mana?

Banyak yang bertanya tentang perbandingan antara sound rakitan dengan sound pabrikan, disini saya bersama Gusti berdiskusi tentang perbedaan sound rakitan dengan pabrikan, apa saja bedanya? 1.Sound System Pabrikan Banyak orang berkata bahwa sound pabrikan lebih empuk dan lebih bersih suaranya ketimbang sound rakitan, kenapa? Disini gusti menjawab bahwa sound pabrikan memiliki sebuah perangkat di dalam box / enclosure nya yaitu passive crossover yang berguna untuk menyeimbangkan distribusi power ke masing masing speaker. Kebanyakan sound rakitan tidak menggunakan passive crossover atau biasa disebut loss, makanya hasilnya akan berbeda karna jika tidak menggunakan passiver crossover semua frekuensi akan masuk ke semua driver, seperti mid yang masuk ke dalam tweeter sehingga suara tweeter jadi tidak jernih Kelebihan : Semua sistem sudah dibuat sedemikian rupa dengan perhitungan, sehingga suara akan lebih maksimal, daya tahan yang sudah teruji. Kekurangan : Pengguna sudah tidak bi

Bagaimana agar gitar atau bass bisa masuk mixer tanpa ampli gitar

Banyak yang bertanya, " kok gitar gue masukin langsung ke mixer suaranya kecil ya?Padahal gain nya udah maksimal " Sebenarnya gue pun juga sering bertanya hal yang sama bro, hehehe " kalo bawa ampli gitar / bass kemana mana kan ribet? " Nah disini saya mendapat jawaban, dan lagi lagi dari sound engineer yang saya kenal, tak lain dan tak bukan adalah Gusti. Dia menjawab dengan singkat pertanyaan saya, sedangkan saya sampai tidak bisa tidur memikirkan " Gimana caranya ya, biar gitar bisa masuk langsung ke mixer? " " Pake DI box (baca : dee-eye)" kata Gusti. Spontan, karna saya belum pernah mendengar apa itu DI Box, saya pun bertanya kembali kepadanya. " Apaan tuh DI Box? " " Yah katro, DI box itu simplenya yang ngerubah sinyal unbalanced jadi balanced. Jadi suara input yang kecil bisa jadi 2x lipat lebih gede. " katanya. " bentuknya gimana? " tanya saya lagi. " kaya powerbank, cuma dia ad